Usaha pertanian jagung secara monokultur yang masif di Provinsi Gorontalo, termasuk di lahan-lahan miring, tidak berkelanjutan dan diduga menjadi penyebab banjir bandang yang kerap menerpa. Pemerintah didorong untuk segera mengatasinya dengan sistem wanatani atau agroforestri.
Dosen Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Gorontalo, Dewa Oka Suparwata, mengatakan, pembukaan lahan yang disusul penanaman secara terus-menerus hanya dengan jagung, ditambah penggunaan pupuk kimia berlebihan, menyebabkan lahan menjadi kritis. Pola pertanian lahan kering ini menyebabkan hilangnya lapisan tanah paling atas (top soil) yang berketebalan 5-30 sentimeter.
Sumber : Kompas