Bantu UMKM di NTB, BSI & PLN Hadirkan Program Electrifying Agriculture

Pada tahun 2021, PT Bank Syariah Indonesia (BSI) berkolaborasi dengan PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam hal memudahkan penyediaan pembiayaan program dalam pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Lombok serta sektor pertanian yang ada di sana.

Sinergi tersebut pun dituangkan dalam Nota Kesepahaman penyediaan layanan perbankan untuk mendukung program ‘electrifying agriculture’ dan UMKM yang ditandatangani oleh Manager PLN UP3 Mataram Dony Noor Gustiarsyah bersama Area Manager BSI Sukma Dwi Priadi pada Selasa (30/3/2021). Nota kesepahamanan itu dilatarbelakangi adanya kesulitan pembiayaan para pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya, khususnya dalam melakukan proses pasang baru atau tambah daya listrik bagi pelaku usaha.

Perlu diketahui, program Electrifying Agriculture sangat penting dilakukan dalam mendukung program layanan penyambungan tenaga listrik untuk sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan peternakan, serta tidak terbatas pada jenis usaha pengelolaan irigasi, penggilingan padi. Seiring berjalannya waktu, berbagai alat penunjang semakin canggih sehingga UMKM dan berbagai sektor selalu membutuhkan terobosan baru guna melancarkan segala jenis usahanya.

Sehingga pada nota kesepahaman yang dilakukan oleh PT BSI dan PT PLN, mereka menjalankan program tersebut dengan pemberian modal yang dapat dibayarkan secara fleksibel yang menyesuaikan dengan masa panen para pelaku usaha.

Selain itu, BSI dan PLN akan fokus pada pemasaran bersama, yaitu PLN untuk penyediaan tenaga listrik dan BSI terkait dengan pendanaannya. koordinasi yang sejalan dan baik untuk memudahkan pelaku usaha atau UMKM yang mengalami kesulitan, apalagi pada pengembangan usaha, karena PT BSI memberikan modal kepada pelaku usaha. Sehingga program tersebut direspons baik oleh pihak provinsi NTB sejak ditandatangani nota kesepahaman tersebut pada 2021 hingga berjalan pada tahun 2022 saat ini.

Hal itu mereka lakukan agar UMKM pada sektor yang ada bisa melancarkan dan memperkuat perekonomiannya. Apalagi pada masa pandemi yang mulai longgar, perlu adanya inisiatif baru dari pelaku usaha untuk membuat terobosan agar segala usaha yang mereka jalankan bisa menyesuaikan dengan kebutuhan zaman yang serba canggih.

“Sektor agrikultura merupakan salah satu usaha tangguh yang mampu bertahan selama pandemi COVID-19. Dengan adanya nota kesepahamanan, kami berharap sektor tersebut bisa semakin berkembang lagi dan bisa dirasakan manfaatnya oleh pelaku usaha agar bisa mengembangkan usahanya,” kata Dony.

Area Manager BSI Sukma Dwie Priadi mengatakan dukungan untuk UMKM dan sektor pertanian sangat diperlukan guna memperluas usahanya. Hal itu merupakan sinergi yang baik apalagi di masa pandemi atau pandemi yang telah longgar, katanya. Tentu kebutuhan pembiayaan akan meningkat apalagi modal yang harus dipenuhi oleh pelaku usaha, tentunya dengan adanya program electrifying agriculture dari BSI dan PLN yang siap mendukung UMKM agar lebih maju, berkembang usahanya.

Layanan electrifying agriculture diluncurkan oleh PLN UP3 Mataram pada September 2020. Sedangkan kerjasamanya pada PT BSI pada 2021 lalu, dikarenakan menurut pihak PLN, layanan tersebut memberikan kemudahan akses listrik bagi pelaku usaha sektor pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan. Sehingga penting untuk menjalin kerja sama kepada PT BSI karena PT BSI dan PLN memiliki peranan yang cukup mirip ialah bagaimana membantu UMKM pada program yang mereka jalankan.

“Para pelaku usaha dapat memperoleh fleksibilitas layanan untuk meningkatkan produktivitasnya khususnya pada pompanisasi sawah, penggilingan padi, usaha tambak, pembibitan ikan, ternak dan lain-lain,” ujar Sukma Dwie Priadi.

Source : DetikNews

Related posts

ID Food Mendorong Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pertanian dan Pangan

Kemendag dorong produk pertanian Indonesia masuk pasar Australia

Pinjaman Ultra Mikro BRI Bikin Petani Ini Raup Omzet Rp 36 Juta