Home » RI ‘Raja’ Tuna, tapi Minat Konsumsi Masyarakat Masih Rendah!

RI ‘Raja’ Tuna, tapi Minat Konsumsi Masyarakat Masih Rendah!

by Cakra Wardani
53 views 1 minutes read

 

Indonesia dianugerahi kekayaan laut yang begitu melimpah. Hal ini dibuktikan dengan data Food and Agriculture Organization (FAO), pada tahun 2020 industri perikanan Indonesia mencapai 6,43 juta ton.

Satu-satunya negara dengan hasil tangkapan lebih besar adalah Cina, yaitu 11,77 juta ton. FAO memperkirakan ke depannya aktivitas penangkapan ikan laut global akan kembali meningkat, seiring dengan pemulihan negara-negara dari pandemi Covid-19.

Perairan laut Indonesia dikenal sebagai surga perikanan dunia. Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terdapat empat produk unggulan Indonesia yakni rumput laut, udang, kepiting dan jenis tuna, tongkol serta cakalang.

Di sisi lain, dalam catatan CNBC Indonesia, Tanah Air adalah penghasil tuna terbesar di dunia dengan total rata-rata produksi pada 2012 -2018 mencapai 628.329 ton. Jumlah tersebut setara dengan 17% produksi global.

Namun, dari semua potensi tersebut, minat masyarakat untuk mengonsumsi ikan sebagai lauk masih rendah. Hal ini tercatat dalam data BPS dimana konsumsi mencapai 55,37 kg/kapita pada 2021. Angka itu tumbuh 1,48% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 54,56 kg/kapita.

Berdasarkan wilayahnya, angka konsumsi ikan tertinggi berada di Maluku sepanjang tahun lalu sebanyak 77,49 kg/kapita. Maluku Utara berada di urutan kedua dengan angka konsumsi ikan sebesar 75,75 kg/kapita.

Sementara itu, angka konsumsi ikan terendah di DI Yogyakarta sebesar 34,82 kg/kapita. Di atasnya ada Lampung dengan angka konsumsi ikan sebesar 36,66 kg/kapita.

Secara tren, angka konsumsi ikan nasional cenderung meningkat dalam satu dekade terakhir. Pada 2011, angka konsumsi ikan nasional hanya sebesar 32,25 kg/kapita. Ini artinya, angka konsumsi ikan nasional 2021 naik sekitar 69,17% dibandingkan pada 10 tahun lalu.

Source : CNBC

You may also like