Purwakarta kekurangan tenaga penyuluh pertanian

 

Tenaga penyuluh pertanian di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat jumlahnya masih kurang hingga ada satu orang penyuluh yang bertanggung jawab di lima desa.

Sekretaris Dinas Pangan dan Pertanian Purwakarta, Hadiyanto Purnama, di Purwakarta, Sabtu, mengatakan kehadiran penyuluh sebenarnya sangat berperan dalam meningkatkan produktivitas pertanian.

Namun jumlahnya masih kurang. Sebab idealnya setiap satu penyuluh pertanian bertanggung jawab untuk satu desa. Kenyataannya di lapangan, banyak penyuluh di daerahnya yang sampai bertanggung jawab atas lima desa.

“Jumlah penyuluh pertanian di Purwakarta saat ini 91 orang. Kalau disebut kurang, memang kurang. Kalau mau maksimal, ya idealnya satu desa/kelurahan memiliki satu tenaga penyuluh pertanian,” katanya.

Ia menyampaikan, dari 91 penyuluh pertanian yang ada saat ini, mayoritas berstatus non-ASN atau tenaga harian lepas. Hanya 31 orang penyuluh pertanian di Purwakarta yang berstatus ASN.

“Kalau dilihat dari jumlahnya, kekurangannya sangat banyak. Tapi, perannya kami maksimalkan untuk membantu para petani,” kata dia.

Hadiyanto mengatakan, pihaknya tak bisa berbuat banyak atas kondisi kurangnya tenaga penyuluh pertanian. Sebab rekrutmen tenaga penyuluh tidak bisa dilakukan pemerintah kabupaten.

Disebutkan, selama ini yang bisa melakukan rekrutmen adalah pemerintah provinsi dan Kementerian Pertanian.

“Sejak tiga tahun terakhir ini tidak ada penambahan tenaga penyuluh. Droping tenaga penyuluh terakhir kali, pada 2017,” katanya.

Menurut dia, meski jumlah tenaga penyuluh yang ada belum ideal, perannya benar-benar dimaksimalkan. Terutama, dalam pelayanan kepada petani. Sebab, di antara kunci keberhasilan pertanian ialah hadirnya tenaga penyuluh lapangan.

Ia mengaku kalau para penyuluh pertanian terus diberi pembinaan, supaya mereka bisa melahirkan gagasan dan inovasi serta menjadi solusi bagi petani.

Setiap bulan, katanya, para penyuluh ini diminta untuk memberikan laporan mengenai kondisi riil di lapangan. Tujuannya untuk menginventarisasi permasalahan yang di hadapi para petani.

Source : Elshinta

Related posts

ID Food Mendorong Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pertanian dan Pangan

Kemendag dorong produk pertanian Indonesia masuk pasar Australia

Pinjaman Ultra Mikro BRI Bikin Petani Ini Raup Omzet Rp 36 Juta