Home » Rebutan dengan Pengusaha Penggilingan, Bulog Baru Serap 35.000 Ton Gabah Panen Raya

Rebutan dengan Pengusaha Penggilingan, Bulog Baru Serap 35.000 Ton Gabah Panen Raya

by Haris Kharisma
63 views 3 minutes read

Jakarta, Beritasatu.com – Perum Bulog baru menyerap 35 ribu ton gabah pada musim awal panen raya lantaran terjadi perebutan gabah dengan penggilingan padi. Hal itu diungkapkan Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso.

“Panen itu kita ikuti, dalam proses perjalanan. Seperti Bapanas sampaikan bahwa produksi Februari dan Maret ini adalah untuk kebutuhan mengisi kekosongan dari penggilingan rumah tangga dan lain-lain. Bulog ini sebagai stabilisasi untuk harga dan kebutuhan, itu dari sisa atau kelebihan baru kita serap,” kata Budi Waseso, Kamis (16/3/2023) dikutip dari Antara.

Pria yang akrab disapa Buwas itu tak menampik jika keterbatasan produksi berakibat pada harga beras di pasaran yang masih cukup tinggi.

“Kalau kita bicara ilmu keekonomian antara demand dan supply, berarti ini kan supply-nya masih kurang, artinya produksinya masih kurang. Saya sekali lagi bukan menyalahkan produksi, tapi kan banyak faktor terutama cuaca dengan situasi sekarang, jadi terjadi (kenaikan harga) seperti ini wajar-wajar saja,” katanya.

Buwas mengatakan jika nantinya produksi petani berlebih dan harga gabah atau beras jatuh, Bulog akan tetap membeli gabah kering panen atau GKP sesuai ketentuan, yakni Rp5.000 per kilogram untuk tingkat petani dan Rp5.100 per kilogram untuk tingkat penggilingan. Hal tersebut sebagai upaya agar petani tidak dirugikan dalam masa panen raya.

Namun jika nantinya hasil produksi beras pada musim panen raya kali ini mampu memenuhi target penyerapan yang telah ditugaskan Badan Pangan Nasional yakni sebesar 70 persen dari 2,4 juta atau 1,68 juta, maka Bulog tidak menutup opsi untuk melakukan impor beras.

“Kalau misalnya terbalik, dalam proses perjalanannya, Pak Mendag juga sampaikan India siap memasok berasnya ke Indonesia melalui Bulog, itu nanti kita lihat perlu atau tidaknya tapi kita harus jauh-jauh hari mengantisipasi itu. Hitungannya bagaimana, nanti akan diikuti oleh BPS, Bapanas, akademisi juga ikut,” jelasnya.

Buwas mengungkapkan stok CBP saat ini berjumlah 280.000 ton dari impor beras dan sudah menyerap 35.000 ton dari panen raya. ribu ton dari hasil panen raya. Sebanyak 210.000 ton dari stok akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan bantuan sosial beras kepada penerima manfaat yang disalurkan Maret ini, sedangkan sisanya akan digunakan untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP).

Sebelumnya, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan membuka opsi impor beras dari India guna mencukupi kebutuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Usulan untuk impor beras dari India tersebut, diakui Mendag muncul usai kunjungan kerjanya di India beberapa hari lalu.

“Maksud saya beli dulu, nanti masuknya setelah panen raya tidak apa-apa. Jadi Bulog punya stok tapi di India,” katanya dalam acara Seminar Nasional Nagara Institute di Jakarta, Kamis (16/3/2023).

Menurutnya, persoalan pangan merupakan masalah serius yang harus disiapkan sejak jauh-jauh hari. impor beras bisa menjadi opsi jika pada musim panen raya ini Bulog tidak mampu memenuhi kecukupan stok CBP.

“Sekarang stoknya ada tapi tidak banyak, harus sampai 1,2 juta ton. Tadi saya tanya panen ini sudah beli berapa Bulog, baru 35.000 ton,” ucap pria yang akrab disapa Zulhas itu.

Mendag menjelaskan bahwa di tengah ketidakpastian ekonomi saat ini, masing-masing negara membatasi akses penjualan, termasuk penjualan beras. Jika tidak bergegas mengambil mitigasi, Zulhas khawatir stok beras tidak mencukupi kebutuhan masyarakat.

“Jadi harus siap-siap, siap-siap itu artinya kita harus punya cadangan di laur negeri kalau sewaktu-waktu diperlukan, nanti ada. Jangan sampai kita mau beli tidak ada barangnya, bukan impor sekarang,” jelasnya.

Kendati demikian Zulhas menegaskan bahwa impor beras dari India tersebut baru sebatas usulannya dan belum didiskusikan lebih lanjut dengan stakeholder terkait, apalagi membuat kesepakatan dengan pemerintah India.

Sumber : Berita Satu

You may also like