Pertanian digital berbasis android Lombok Tengah oleh BI NTB


PRAYA – 
 Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi NTB menggandeng Kelompok Tani di Dusun Keranji, Desa Mas-Mas, Kecamatan Batukliang Utara, Lombok Tengah menerapkan digitalisasi pertanian. Untuk penerapan berbasis digital pertanian itu BI NTB melakukan ujicoba penerapan digital pertanian tanaman padi di atas lahan seluas 1 hektare.

“Penerapan digital pertanian atau Digital Farming ini pertama di NTB,” kata Kepala Perwakilan BI Provinsi NTB Heru Saptaji di sela-sela kick off penanam padi berbasis digital pertanian di Dusun Keranji, Desa Mas-Mas, Kecamatan Batukliang Utara, Jumat (14/4). Hadir juga, Bupati Lombok Tengah H Lalu Pathul Bahri, Asisten II Setda Kota Mataram HL Alwan Basri, Dirut Bank NTB Syariah H Kukuh Rahardjo.

Heru menjelaskan, penerapan digital pertanian (digital farming) dengan memanfatkan 1 hektar lahan sawah milik petani menjadi demplot ini diharapkan nantinya bisa menjadi percontohan bagi petani yang lainnya kemudian diperluas pengembangan digital farming kepada kelompok tani yang lainnya di Lombok Tengah. Untuk benih padi yang ditanam pada penerapan berbasis digital pertanian itu, adalah jenis Klaster Padi Sapu Rata. Pada bulan Februari 2023 lalu, klaster Padi Sapu Rata juga telah difasilitasi pelatihan dan pendampingan budidaya pertanian organik berbasis MA-11 yang mendatangkan langsung ahli pertanian organik dari Semarang, yaitu Dr Nugroho.

Pola kerja dari digital farming yang dikembangkan di lahan demplot 1 hektar tersebut, adalah di sejumlah titik di lahan tersebut dipasang sensor tanah (jinawi) dan sensor cuaca (bathara). Keberadan sensor itu, untuk bisa mendeteksi unsur hara tanah, untuk mengetahui kapan air dimasukin, kapan mulai pemupukan dan lainnya. Sehingga kehadiran digital farming berbasis android bisa membantu petani, untuk efisiensi biaya dan lebih efektif.

“Kita perkenalkan teknologi di sektor pertainan berbasis ogranik dibarengi penguatan teknologi digital farming.  Tekologi ini bisa mendeteksi budidaya berbasis gadget. Digital dipilih karena ada dimana- mana. Sehingga gadget itu yang memberi informasi kepada petani,” jelas Heru.

Sementara itu, Bupati Lombok Tengah H Pathul Bahri menyampaikan terima kasih atas dukungan BI NTB dalam membantu petani meningkatkan produksi dan efisiensi biaya. Kehadiran digital farming ini bisa mempermudah petani, cukup dengan melihat dari hp android, petani bisa mengetahui kelembaban, unsur hara dan kapan waktunya melakukan pemupukan.

“Kami bersinergi dengan BI NTB dalam mendukung petani meningkatkan produktivitasnya dan bisa efisiensi biaya produksi,” kata Bupati Pathul.

Pada kegiatan itu juga dilakukan penyerahan simbolis bantuan Program Sosial Bank Indonesia berupa 2 unit hand tractor dan sumur bor kepada klaster Padi Sapu Rata. Selain itu juga dilaksanakan penandatanganan MoU KAD G-to-G antara Pemkab Loteng dengan Pemkot Mataram.

Sumber: radarlombok

Related posts

ID Food Mendorong Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pertanian dan Pangan

Pinjaman Ultra Mikro BRI Bikin Petani Ini Raup Omzet Rp 36 Juta

Ratusan Ha sawah di Situbondo siap panen musim tanam dua