PTFI & AMINEF Beri Beasiswa US$ 2 Juta Buat Pemuda Papua Studi Ke AS

Jakarta – PT Freeport Indonesia (PTFI) melanjutkan kerja sama dengan salah satu organisasi binational yang mengelola beasiswa fulbright dan pertukaran pelajar, AMINEF. Lewat kerja sama ini, Freeport Indonesia memberikan beasiswa sebesar US$ 2 juta kepada pemuda Papua untuk belajar di Amerika Serikat.

Kerja sama untuk periode tahun 2023-2028 ini memberikan kesempatan bagi pemuda Papua untuk berpartisipasi pada U.S. State Department’s Community College Initiative (CCI) program. Program ini membuka peluang bagi masyarakat di 6 wilayah Papua untuk melakukan studi selama 2 semester di Community College di Amerika Serikat.

Para pelajar Papua yang berpartisipasi dapat mengambil beberapa studi mulai dari agrikultur, teknik, manajemen bisnis, pendidikan anak usia dini, teknologi informasi, media, dan tourism and hospitality management.

Presiden Direktur PT Freeport Indonesia, Tony Wenas menuturkan program ini merupakan salah satu cara PTFI untuk meningkatkan kualitas hidup dari orang asli Papua untuk dapat mengikutsertakan mereka untuk bersekolah di Community College di Amerika Serikat.
“Ini adalah tambahan program pendidikan kami yang ada 12.000 lebih scholarship yang kami berikan mulai dari SD sampai dengan S3 dan ini memang lebih fokus. Ini sudah 25 tahun kita lakukan program ini bersama AMINEF dan sekarang kita lanjutkan lagi 5 tahun ke depan dengan alokasi bujet US$ 2 juta,” kata Tony kepada awak media, di Jakarta (12/5/2023).

Ia pun menyambut baik penandatangan MoU yang dilakukan oleh kedua pihak hari ini sebagai tanda kelanjutan program AMINEF untuk pemuda Papua hingga 2028 mendatang. Menurutnya, ini adalah bentuk upaya PTFI membantu masa depan yang lebih baik bagi masyarakat Papua.

“Kami bangga bisa melanjutkan kerja sama jangka panjang dengan AMINEF untuk menyediakan kesempatan bagi pelajar Papua untuk studi di Amerika Serikat. Program beasiswa ini untuk menunjukan komitmen kami untuk pendidikan dan membangun masa depan yang lebih cerah bagi masyarakat Papua,” imbuhnya.

Tony pun mengharapkan program yang sudah menghasilkan sekitar 100 partisipan sejak tahun 1998. Kebanyakan dari partisipan pun sudah kembali lagi ke Indonesia dan telah berkontribusi terhadap daerah asalnya. Tahun ini pun ditargetkan akan ada 50 partisipan.

“Diperkirakan akan sekitar 50 (partisipan), dengan program ini akan dilihat yang mana yang qualified,” ungkap Tony.

Sementara itu, Executive Director AMINEF Alan Feinstein menuturkan program yang didanai oleh Pemerintah Amerika Serikat ini bertujuan untuk memberikan peluang bagi pelajar Papua yang kurang punya kesempatan untuk belajar di luar negeri.

“Jadi ini adalah program yang luar biasa untuk belajar dengan cara yang praktis seperti lewat magang atau program komunitas. Sehingga ketika mereka kembali ke daerah kehidupan mereka akan berubah sebagai hasilnya,” tutur Alan.

Adapun untuk program ini syarat yang diberikan AMINEF adalah partisipan merupakan orang Indonesia, sedang bekerja, dan memiliki pengalaman profesional seperti bahasa inggris.

“Jadi tak ada tingkat pendidikan tertentu, asal bisa berkomunikasi dalam bahasa inggris dan mereka harus membawa sesuatu untuk masyarakat mereka harus bisa menjadi pemimpin,” ucapnya.

Sebagai informasi, AMINEF adalah komisi Fulbright yang mengelola program Fulbright dan program pertukaran lainnya yang didanai oleh pemerintah AS dan Indonesia. AMINEF telah bekerja sama dengan Freeport Indonesia sejak tahun 1998 untuk memberikan kesempatan bagi pemuda dari Papua belajar di luar negeri.

Sumber: Detik

Related posts

ID Food Mendorong Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pertanian dan Pangan

Kemendag dorong produk pertanian Indonesia masuk pasar Australia

Pinjaman Ultra Mikro BRI Bikin Petani Ini Raup Omzet Rp 36 Juta