Ciptakan Sistem Pertanian Pintar, Mahasiswa UTM Berharap Bisa Menjadi Solusi Bagi Petani Cabai di Madura

Ketersediaan lahan yang luas, serta mayoritas penduduk kabupaten Bangkalan yang mayoritas petani menjadi peluang tersendiri bagi potensi pertanian di pulau Madura.

Salah satunya potensi petani cabai yang ada di Desa Da’iring Kecamatan Socah sangat tinggi, hal tersebut diungkapkan oleh Intan Nurul Hidayah, ketua tim PKM Program Studi Agroekoteknologi UTM. Namun begitu ketersediaan air yang terbatas, dan kondisi tanah yang kurang subur menurutnya menjadi tantangan tersendiri bagi para petani.

Atas masalah tersebut, timnya mencoba memberikan solusi dengan membuat sebuah sistem pertanian pintar berbasi IoT yang dianggapnya bisa menjadi solusi bagi para petani cabai saat ini.

“Dengan memanfaatkan sistem pertanian pintar (Smart Farming) berbasis internet of things (IoT) pada Greenhouse mampu menjadi solusi keterbatasan keberadaan air dengan sistem fertigasi otomatis yaitu memberi pengairan tanaman bersamaan dengan pupuk serta pestisida dalam waktu bersamaaan menggunakan satu pipa yang sama dengan cara otomatis menggunakan remote control sehingga penyiraman tidak perlu dilakukan secara langsung,” .

Dengan upaya tersebut selain mempermudah, menurut intan hal tersebut juga dapat memperbaiki kesuburan tanah sehingga produksi cabai di desa Da’iring dapat meningkat.

“dengan sistem budidaya di Greenhouse juga pertumbuhan cabai lebih terkontrol,” lanjutnya.

Dengan meningkatkan produksi cabai petani, tentu menurutnya juga otomatis menjadi solusi bagi ketahanan pangan masyarakat.

“Dengan memperkenalkan alat fertigasi otomatis berbasis IoT ini, saya berharap dapat menjadi solusi permasalahan pada budidaya cabai yang terdapat di Desa Da’iring, Bangkalan,” terangnya.

Sumber : Lingkarjatim

Related posts

ID Food Mendorong Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pertanian dan Pangan

Kemendag dorong produk pertanian Indonesia masuk pasar Australia

Pinjaman Ultra Mikro BRI Bikin Petani Ini Raup Omzet Rp 36 Juta