Sensus Pertanian 2023, Upaya Wujudkan Satu Data Pertanian Menyeluruh

Badan Pusat Statistik (BPS) menyelenggarakan pencacahan lengkap Sensus Pertanian 2023 (ST2023) pada 1 Juni hingga 31 Juli 2023. ST2023 merupakan kegiatan penting untuk mengumpulkan data yang akurat dan komprehensif tentang sektor pertanian di Indonesia.

Sekretaris Utama Badan Pusat Statistik (BPS) Atqo Mardiyanto mengatakan, tujuan penting ST2023 yaitu mewujudkan satu data pertanian yang terintegrasi dan dapat dipercaya. Data berkualitas yang terkumpul akan menjadi fondasi bagi pemerintah, para pengambil kebijakan, dan pelaku industri pertanian untuk mengambil keputusan yang lebih baik dalam mengembangkan sektor pertanian di Indonesia.

Namun, sektor pertanian Indonesia masih dihadapkan pada sejumlah tantangan yang perlu diatasi agar dapat mencapai potensinya secara maksimal. Pada webinar bersama Sinar Tani bertajuk “Sensus Pertanian 2023 Perkuat Ketahanan Pangan” 26 Juni lalu, Atqo Mardiyanto menjelaskan setidaknya ada tiga isu pertanian global saat ini.

“Menurut Food and Agriculture Organization (FAO), ada tiga isu kunci utama yang akan dihadapi (pertanian global), yaitu ancaman ketahanan pangan, kualitas dan keamanan pangan, serta isu keberlanjutan,” kata Atqo.

Ia melanjutkan, isu ketahanan pangan ini juga terkait pengetahuan dan adopsi teknologi yang masih rendah. Dengan teknologi, kata Atqo, petani sebenarnya bisa meningkatkan hasil panen dan menekan biaya produksinya. “Kalau petani kita menguasai teknologi pertanian, ini sangat membantu dalam mengimbangi permintaan pangan domestik yang terus meningkat.”

Di samping itu, sebut Atqo, ST2023 juga untuk memetakan kondisi sarana dan prasarana produksi di seluruh Indonesia untuk mengantisipasi isu ketahanan pangan. Termasuk untuk menilik sejauh mana pertanian nasional telah mengimplementasikan foodlosses dan waste management.

Sementara itu, terkait kualitas dan keamanan pangan, Atqo mengungkapkan bahwa hal ini bisa berdampak pada penanganan keadaan tengkes (stunting) dan gizi buruk secara nasional.

Adapun mengenai isu keberlanjutan pertanian, Atqo menyebutkan ST2023 akan mendata secara detail usia dan latar belakang petani Indonesia. “Petani kita diketahui lebih banyak yang telah berusia tua sehingga memerlukan regenerasi. Kita juga akan melihat keadaan alih fungsi lahan, dampak perubahan iklim, dan kondisi kesejahteraan petani untuk mempertahankan produksi pangan.”

Satu data pertanian

ST2023 memiliki manfaat dan tujuan yang penting, yakni mewujudkan satu data pertanian yang menyeluruh di Indonesia. Dengan data yang akurat dan komprehensif, pemerintah dapat merumuskan kebijakan yang lebih efektif dalam mengatasi tantangan dan meningkatkan potensi sektor pertanian di Indonesia.

Data ini juga akan memudahkan perencanaan pengembangan sektor pertanian di tingkat nasional dan daerah, serta membantu para pelaku industri pertanian dalam mengambil keputusan bisnis yang lebih baik.

Di samping itu, dengan adanya satu data pertanian yang terintegrasi, informasi mengenai potensi pertanian di berbagai wilayah Indonesia dapat lebih dipahami. Hal ini akan membantu dalam alokasi sumber daya yang lebih tepat, memfasilitasi peningkatan produksi pertanian, dan mengurangi kesenjangan antara wilayah pertanian yang maju dan tertinggal.

ST2023 dilakukan dengan menggunakan berbagai moda pengumpulan data yang menyeluruh. BPS menggunakan survei langsung dengan mengunjungi petani, peternak, nelayan, dan pelaku usaha pertanian lainnya di seluruh Indonesia. Selain itu, metode pengumpulan data melibatkan teknologi modern, seperti penggunaan aplikasi mobile dan self enumeration melalui website untuk mempermudah pengisian dan pengumpulan data.

Cakupan pengumpulan data meliputi informasi tentang luas lahan pertanian, jenis tanaman yang ditanam, teknik budi daya yang digunakan, penggunaan pupuk dan pestisida, sistem irigasi yang digunakan, jumlah dan jenis hewan ternak, hasil produksi, dan informasi tentang distribusi dan pemasaran produk pertanian. Data juga mencakup informasi demografis tentang petani, seperti usia, pendidikan, dan jenis kelamin.

Indikator hasil ST2023

ST2023 didesain untuk menghasilkan sejumlah indikator, di antaranya adalah jumlah petani. Sensus ini akan memberikan indikator tentang jumlah petani yang aktif di Indonesia. Data ini akan membantu dalam pemetaan populasi petani dan pemahaman tentang perubahan tren dalam jumlah petani dari sensus sebelumnya.

Indikator lainnya adalah luas lahan pertanian. Indikator ini memberikan gambaran tentang luas lahan yang digunakan untuk pertanian di seluruh Indonesia. Informasi ini penting untuk perencanaan penggunaan lahan, pemantauan perubahan pola penggunaan lahan, dan evaluasi keberlanjutan sektor pertanian.

Indikator berikutnya adalah produksi tanaman dan ternak. ST2023 akan menghimpun data tentang produksi tanaman dan ternak di Indonesia. Indikator ini mencakup jenis tanaman yang ditanam, jumlah panen, produksi pangan, dan produksi ternak. Data ini bermanfaat untuk mengevaluasi produktivitas pertanian dan pemahaman tentang kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian nasional.

Indikator selanjutnya adalah teknologi pertanian. ST2023 juga dapat memberikan informasi tentang penggunaan teknologi pertanian di Indonesia, seperti irigasi, mekanisasi, atau penggunaan pupuk dan pestisida. Informasi ini berguna untuk memahami tingkat adopsi teknologi pertanian dan identifikasi kebutuhan pengembangan teknologi pada masa depan.

Tak ketinggalan adalah indikator tentang tenaga kerja pertanian. Ini meliputi informasi tentang jumlah pekerja pertanian, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan, dan kondisi kerja di sektor pertanian. Informasi ini dapat membantu dalam perencanaan dan pengembangan kebijakan terkait tenaga kerja pertanian.

Sensus Pertanian 2023 menjadi salah satu langkah penting dalam mendorong pertumbuhan dan ketahanan sektor pertanian di Indonesia. Hasil sementara ST2023 akan dirilis pada Desember tahun ini. Adapun hasil finalnya akan dipublikasi pada 2024. Untuk itu, semua insan pertanian wajib menerima kedatangan petugas ST2023 dan memberikan keterangan dengan benar.

Sumber : Kompas

Related posts

ID Food Mendorong Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pertanian dan Pangan

Kemendag dorong produk pertanian Indonesia masuk pasar Australia

Pinjaman Ultra Mikro BRI Bikin Petani Ini Raup Omzet Rp 36 Juta