Electrifying Agriculture-Marine jadi Upaya PLN Atasi Oversupply Listrik


Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo membeberkan upayanya mengatasi oversupply listrik. Menurutnya, kondisi yang terjadi saat ini erat kaitannya dengan adanya perubahan perilaku masyarakat dalam mengonsumsi listrik.

Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang menjadi salah satu acuan dari pertumbuhan listrik juga bergeser. Sehingga konsumsi listrik menjadi terkoreksi.

“Ada struktural change dalam stuktur pertumbuhan ekonomi. Khususnya yang semula pertumbuhan ekonomi berbasis manufaktur bergeser ke pariwisata yang berbasis jasa. Begitu ada Covid-19, konsumsi listrik turun,” ujar Darmawan dalam keterangan tertulis, Kamis (6/7).

Namun, kata dia, PLN melakukan berbagai upaya untuk menjaga kondisi supply and demand. Mulai dari mengatur beban pasokan listrik, meningkatkan pertumbuhan konsumsi listrik, hingga efisiensi operasional.

PLN berusaha keras mengejar target penyeimbangan pasokan dan demand. Pembangkit swasta yang sedang konstruksi beberapa kami renegosiasi dan melakukan penundaan masuk ke sistem PLN. Ini dilakukan untuk menjaga keseimbangan pasokan dengan demand, dan memberi waktu untuk menaikkan demand,” kata Darmawan.

Selain itu, PLN juga menggenjot pertumbuhan konsumsi lewat berbagai program seperti electrifying agriculture dengan mengganti alat pertanian dengan berbasis listrik. Tak hanya meningkatkan konsumsi listrik, program ini juga mampu meningkatkan produktivitas dan  memberikan manfaat efisiensi bagi para petani.

“Untuk petani, di penggilingan ternyata bisa semakin murah karena bisa seperempat dari biaya operasional. Petani buah naga juga produktivitasnya meningkat dengan sangat baik,” cerita Darmawan.

PLN juga melistriki pelabuhan dan aktivitas perikanan lewat program electrifying marine. Lewat program ini, PLN mengganti kebutuhan energi pelabuhan yang semula bergantung pada BBM menjadi berbasis listrik.

“Kami bekerja sama dengan Pelindo dan Kementerian Perhubungan memasang anjungan listrik di dermaga. Sehingga saat kapal sandar, dari sebelumnya menggunakan genset yang tidak ramah lingkungan, kini bisa langsung menggunakan listrik PLN. Selain lebih ramah lingkungan, ini membuat biaya operasional lebih efisien hingga 30 persen,” kata Darmawan.

PLN juga aktif melakukan captive power acquisitions untuk mendorong produktivitas industri. PLN meyakinkan para pelaku industri yang masih memakai pembangkit sendiri beralih ke pasokan listrik PLN.

Hal ini selain meningkatkan pertumbuhan listrik PLN juga mampu meningkatkan cost saving industri. Darmawan menegaskan seiring dengan pemulihan ekonomi, pertumbuhan listrik semakin membaik saat ini.

Hal ini terlihat pada konsumsi listrik pada tahun 2020 yang masih -0,78 persen lalu melonjak ke 5,72 persen pada tahun 2021. Hal ini menunjukkan trend pertumbuhan positif. Bahkan pada tahun 2022, pertumbuhan konsumsi listrik mencapai 6,11 persen.

“Ini menunjukkan bahwa perekonomian di Indonesia sudah kembali normal, bahkan melampaui kondisi sebelum Covid-19,” tandas Darmawan.

Sumber: JawaPos.com

Related posts

ID Food Mendorong Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pertanian dan Pangan

Kemendag dorong produk pertanian Indonesia masuk pasar Australia

Pinjaman Ultra Mikro BRI Bikin Petani Ini Raup Omzet Rp 36 Juta