Home » Mayoritas Realisasi Kredit Usaha Rakyat Diserap Sektor Produksi, Porsi Pertanian 30,4 Persen

Mayoritas Realisasi Kredit Usaha Rakyat Diserap Sektor Produksi, Porsi Pertanian 30,4 Persen

by Ramanta Prihatiwi
71 views 2 minutes read

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah memberikan relaksasi Kredit Usaha Rakyat atau KUR Mikro (pinjaman maksimal Rp 100 juta) kepada debitur KUR sektor pertanian. Hal ini sejalan dengan program prioritas pemerintah dalam rangka menghadapi dampak El-Nino yang memberikan ancaman terhadap ketahanan pangan nasional.

Sampai 30 September 2023 (Triwulan III), mayoritas program Kredit Usaha Rakyat atau KUR disalurkan pada sektor produksi yaitu sebesar 55,46 persen, dengan sektor terbesar yang dibiayai yakni sektor pertanian sebesar 30,4 persen.

“Untuk mengakselerasi penyaluran KUR di sektor pertanian, pemerintah melakukan perubahan kebijakan untuk pembebasan jumlah akses KUR dan tidak adanya penerapan bunga berjenjang bagi debitur KUR sektor pertanian dengan besaran pinjaman sampai dengan Rp 100 juta,” ucap Airlangga dalam keterangan tertlulis yang diterima Tempo pada Minggu, 8 Oktober 2023. 

Selain itu, terdapat perubahan kebijakan lainnya seperti penambahan dan perubahan kriteria yang dimaksud kredit investasi atau modal kerja komersial yang dikecualikan untuk dapat mengakses KUR dan Penegasan ketentuan graduasi debitur KUR dengan plafon dibawah Rp10 Juta yang mengakses KUR kembali dengan besaran pinjaman diatas Rp10 juta dikenakan bunga sebesar 6 persen (tidak dikenakan bunga berjenjang).

”Relaksasi KUR Mikro (pinjaman maksimal Rp 100 juta) kepada debitur KUR sektor pertanian yang memiliki lahan terbatas menunjukkan perhatian pemerintah terhadap petani skala kecil yang membutuhkan akses pembiayaan murah sebagai modal produksi,” ujar Airlangga.

“Jangan sampai peran pemerintah tidak tampak dan tergantikan oleh pihak-pihak lain karena pemberdayaan petani merupakan program prioritas yang harus dilaksanakan dengan baik,” kata Airlangga.

Sebagai informasi, program KUR menunjukkan tren peningkatan penyaluran dari sisi kuantitas maupun kualitas. Dari sisi kuantitas, realisasi penyaluran KUR sampai dengan 30 September 2023 (Triwulan III) telah mencapai Rp177,54 triliun atau sebesar 60 persen dari target penyaluran KUR 2023 yang telah disesuaikan sebesar Rp297 triliun.

Sementara itu, KUR telah disalurkan kepada 3,21 juta debitur dengan posisi debet per 30 September yakni sebesar Rp 528 triliun yang diberikan kepada 42,96 juta debitur.

Dari sisi kualitas, nilai Non-Performing Loan (NPL) KUR masih terjaga pada level 1,63 persen. Kebijakan KUR tahun ini juga mendorong perluasan akses pembiayaan kepada pelaku UMKM yang belum pernah menerima KUR. Hal ini tercermin dari penerima KUR yang didominasi oleh debitur baru yaitu sebanyak 79 persen dari total penerima KUR. Sejalan dengan penerapan suku bunga KUR berjenjang, debitur KUR yang naik kelas pembiayaan dalam tren yang meningkat yaitu sebesar 52% dari total debitur KUR telah bergraduasi.

Sumber : Tempo

You may also like