Home » Harga Cabai Sampai Bawang Makin Mahal, Petani Untung?

Harga Cabai Sampai Bawang Makin Mahal, Petani Untung?

by Jhon Sabri
55 views 2 minutes read

Jakarta, CNBC Indonesia – Nilai tukar petani (NTP), salah satu indikator yang menggambarkan tingkat daya beli petani di perdesaan. NTP naik pada November 2023, didorong oleh kenaikan harga jual sejumlah komoditas.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik (BPS) Moh Edy Mahmud mengatakan, NTP pada November 2023 mencapai 116,73 atau naik 0,82% dibandingkan NTP bulan sebelumnya sebesar 115,78.

Kenaikan NTP ini disebabkan indeks harga yang diterima petani naik sebesar 1,42%, lebih tinggi dari indeks harga yang dibayar petani, yang naik 0,59%. Kenaikan indeks harga yang diterima petani disebabkan naiknya harga sejumlah komoditas.

“Empat komoditas yang dominan yang mempengaruhi kenaikan indeks yang diterima secara nasional adalah cabai rawit, cabai merah, kelapa sawit, dan bawang merah,” kata Edy saat konferensi pers di kantornya, Jakarta, Jumat (1/12/2023).

Edy menyebut, NTP petani tertinggi terjadi di subsektor hortikultura sebesar 116,49 atau tumbuh 8,64%. Pada bulan sebelumnya, NTP subsektor ini tercatat sebesar 107,22. Komoditas yang membuat kenaikan ini yaitu komoditas cabai rawit, cabai merah, dan tomat.

“Kenaikan ini terjadi karena indeks yang diterima petani sebesar 9,17% lebih besar dari indeks yang dibayar petani yang yang mengalami kenaikan tapi dengan besaran yang lebih kecil, yaitu 0,49%” ujar dia.

Subsektor kedua yang mengalami kenaikan NTP yaitu Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR). Sektor ini tumbuh 1,32% menjadi 132,24 pada November 2023. Didorong oleh kenaikan harga pada komoditas kelapa sawit dan karet.

Subsektor lainnya turun semua, terdalam untuk subsektor perikanan tangkap. Subsektor ini turun 1,26% karena indeks yang diterima nelayan turun 0,87%. Sedangkan indeks yang dibayar petani turun sebesar 0,40%.

“Empat komoditas yang mempengaruhi penurunan indeks yang diterima nelayan subsektor perikanan tangkap adalah ikan cakalang dan ikan tongkol,” ujar dia.

Secara kumulatif, NTP Januari-November 2023 lebih tinggi 4,47% dibandingkan NTP Tahun 2022 pada periode yang sama. Perubahan tertinggi terjadi pada Subsektor Tanaman Pangan sebesar 8,60%.

Dari 34 provinsi, sebanyak 27 provinsi mengalami kenaikan NTP, sedangkan 7 provinsi lainnya turun. Kenaikan tertinggi pada November 2023 terjadi di Bengkulu, yaitu sebesar 2,04%, sedangkan penurunan terbesar terjadi di DKI Jakarta 1,48%.

Kenaikan tertinggi NTP di Bengkulu disebabkan oleh kenaikan berbagai jenis komoditas khususnya komoditas kelapa sawit (Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat) yang naik 3,74%. Penurunan terbesar di Provinsi DKI Jakarta disebabkan penurunan berbagai jenis komoditas khususnya komoditas ikan teri (Subsektor Perikanan) yang turun 12,64%.

Sumber : CNBC

You may also like