Home » Kabar Baik! Harga Beras Siap-siap Turun, Ini Tanda-tandanya

Kabar Baik! Harga Beras Siap-siap Turun, Ini Tanda-tandanya

by Jhon Sabri
66 views 2 minutes read

Jakarta, CNBC Indonesia – Badan Pusat Statistik (BPS) laju inflasi beras di bulan November 2023 tercatat sebesar 0,43%. BPS mencatat terjadi penurunan dengan tekanan yang terus melemah. Harga beras dalam beberapa waktu ke depan pun diprediksi akan menunjukkan tanda-tanda melandai.

Meski begitu, beras masih termasuk dalam kelompok utama penyumbang inflasi di bulan November 2023 baik secara bulanan maupun tahunan.

Meski begitu, menurut Deputi bidang Neraca dan Analisis Statistik Moh. Edy Mahmud, penurunan laju inflasi ini masih terlihat pada penurunan tipis di tingkat produsen ke penggilingan padi.

“Dalam waktu ke depan akan terlihat transmisi penurunan ini sampai dari penggilingan padi ke tingkat pedagang grosir hingga pedagang eceran. Data kami tadi terlihat masih tipis ya dari produsen ke penggilingan,” katanya dalam konferensi pers, Jumat (1/12/2023).

Panel Harga Badan Pangan mencatat, pada hari Kamis (30/11/2023), harga beras medium di tingkat penggilingan turun Rp10 jadi Rp12.260 per kg dan beras premium turun Rp30 ke Rp13.410 per kg.

Di pedagang grosir harga beras premium turun Rp10 ke Rp14.490 per kg dan beras medium stabil di Rp12.350 per kg.

Di pedagang eceran, harga beras premium turun Rp40 ke Rp14.960 per kg dan beras medium turun Rp30 ke Rp13.170 per kg.

Baca: Inflasi Beras Menjinak!

“Inflasi beras bulan November 2023 turun sebesar 19,20% dengan andil inflasi 0,58% (secara tahunan),” tambah Edy.

Kondisi ini serupa dengan inflasi beras di di bulan November 2022 di mana saat itu tekanan inflasi beras juga melemah dibandingkan bulan sebelumnya.

BPS mencatat, jumlah kota yang mengalami deflasi beras di bulan November 2023 semakin bertambah dibandingkan 3 bulan sebelumnya, dari hanya 14 kota menjadi 21 kota.

Dia memaparkan, penurunan inflasi beras ini karena beberapa wilayah penghasil gabah/ padi sudah mulai memasuki panen. Karena itu, dengan intensitas panen yang akan semakin meningkat dan penurunan laju inflasi beras bisa ditransfer sampai ke pedagang eceran atau konsumen.

Penyebab kedua penurunan laju inflasi beras di bulan November 2023, lanjut Edy, karena realisasi penugasan impor beras.

“Dengan masuknya pasokan untuk penyaluran cadangan beras pemerintah (CBP) untuk bantuan pangan, penyaluran beras SPHP (stabilisasi pasokan dan harga beras), ini menciptakan efek psikologis stabilisasi harga beras,” ujarnya.

Edy memaparkan, pada bulan November 2023, harga gabah di tingkat petani telah mengalami penurunan secara bulanan.

Harga gabah kering panen (GKP) turun 1,94% secara bulanan, namun masih lebih tinggi 24,46% secara tahunan.

Baca: Inflasi November 0,38% Gara-gara Harga Cabai Makin Pedas

Sementara harga gabah kering giling (GKG) turun 1,45% secara bulanan, namun masih mengalami kenaikan 31,22% secara tahunan.

Sedangkan harga beras di bulan November 2023 tercatat mengalami penurunan secara bulanan di tingkat penggilingan.

“Harga beras di tingkat penggilingan turun juga 0,50% secara month to month (bulanan), tapi dibandingkan bulan sama tahun lalu naik 27,50%,” katanya.

Di tingkat grosir, harga beras secara bulanan masih tercatat mengalami kenaikan 0,49% dan melonjak 21,50% secara tahunan.

Di tingkat eceran, harga beras di bulan November 2023 masih tercatat naik 0,43% secara bulanan dan melonjak 19,20% secara tahunan.

“Jadi secara garis besar, harga gabah di tingkat petani mengalami penurunan secara month to month, kemudian beras di tingkat penggilingan mengalami penurunan, tapi di tingkat grosir dan eceran ketika cek justru mengalami kenaikan,” pungkas Edy.

Sumber : CNBC

You may also like