Home » Ogah Impor Gula Terus-terusan, Bos Bapanas Mau Lakukan Ini

Ogah Impor Gula Terus-terusan, Bos Bapanas Mau Lakukan Ini

by Jhon Sabri
69 views 2 minutes read

Jakarta, CNBC Indonesia – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi berencana mengaktifkan kembali Pusat Penelitian Perkebunan Gula Indonesia (P3GI). Menurutnya, langkah itu strategis untuk memperbaiki pergulaan di dalam negeri ke depan.

Hal itu disampaikan merespons lonjakan harga gula yang saat ini terus terjadi. Bahkan, harga eceran di Jakarta kini sudah berkisar Rp17.000-18.000 per kg. Di mana, harga acuan yang ditetapkan pemerintah untuk eceran di ritel modern adalah Rp16.000 per kg. 

Dia mengatakan, perbaikan mulai dari hulu atau perkebunan tebu harus dimulai dari sekarang. Untuk itu, Arief berencana mengajak Kementerian Pertanian, khususnya Dirjen Perkebunan untuk mulai mengaktifkan kembali P3GI.

“Bibitnya kalau memang harus mengambil bibit impor dari Australia atau Brasil atau dari manapun, ya kita harus lakukan. Bibitnya harus dibenarin pupuknya harus dibenarin, produksinya dibenarin, pabriknya dibuat efisien, rendemen nya harus seperti di luar (negeri) di atas 11%-12%,”  kata Arief kepada CNBC Indonesia, Selasa (28/11/2023).

“Selama kita nggak melakukan itu, maka harga gula pasti nggak akan bergerak bagus,” tambahnya.

Dengan begitu, ujarnya, Indonesia tak lagi mengandalkan pasokan impor, yang kemudian menyebabkan harga gula di dalam negeri selalu terpengaruh gejolak dari luar. Mulai dari efek nilai tukar sampai gejolak di pasar internasional.

“Saat ini merupakan kesempatan Indonesia untuk membangun pertanian-perkebunan di dalam negeri, sehingga nantinya tidak ketergantungan oleh importasi lagi,” kata Arief.

“Jadi kesempatan kita menyiapkan mulai dari lahannya. On farm, bibit, pupuk, kemudian saluran irigasi. Kemudian off farm nya juga harus ditingkatkan kualitas dari pabriknya dan lain-lain. Kalau ini dikerjakan, berarti potensi meningkatkan NTP (nilai tukar petani) pertanian perkebunan itu akan menjadi terbuka lebar,” tambahnya.

Di sisi lain, Arief mengatakan, tak ada upaya jangka pendek yang bisa dilakukan untuk meredam kenaikan harga gula di dalam negeri. Selain mengguyur pasar di dalam negeri, termasuk dengan membuka keran impor. Namun, jika Indonesia terus-menerus mengandalkan impor, maka yang terjadi seperti saat ini.

“Itu harga gula di sana naik apapun alasannya mau itu di-banned, mau itu dipakai untuk etanol, mau port-nya loading 2 bulan, apapun pasti akan memengaruhi harga gula di Indonesia. Namun, ketika harga gula internasional sedang tinggi, itu memengaruhi harga gula di dalam negeri, belum lagi nilai tukar rupiah yang turut memengaruhi harga gula” sebutnya.

“Tapi jadi tergantung orang, kalau orang ngasih harganya segitu ya segitu, tinggal kita bidding saja dari negara mana yang paling dekat. Kalau hanya mengimpor itu yang ada hanya seperti hari ini. Pada saat di luar harganya 26-27 sen dolar AS per pon. Itu teman-teman pengusaha sudah ngasih info dari 4-6 bulan lalu, bahwa harga gula akan naik,” tukas Arief.

Sumber : CNBC

You may also like