Erupsi Marapi Rusak Ribuan Hektare Lahan Pertanian


Erupsi Gunung Marapi di Sumatera Barat telah merusak hingga ribuan hektare lahan pertanian di sekitar wilayah tersebut. Erupsi Marapi telah terjadi sejak awal Desember 2023 dan masih berulang hingga sekarang. Pada 5 April lalu, erupsi diikuti dengan banjir lahar dingin yang merusak lahan masyarakat.

Melansir laman resmi Pemerintah Provinsi Sumatera Barat, luas lahan pertanian yang terdampak erupsi mencapai 3.144,13 hektare dengan rincian. Adapun rinciannya 2.100 hektare di Kabupaten Tanah Datar, 988,21 hektare di Kabupaten Agam dan 55,92 hektare di Kota Padang Panjang.  

Sedangkan untuk lahan yang terdampak banjir lahar dingin seluas 89,5 hektare. Adapun rinciannya 4 hektare lahan padi di Kabupaten Tanah Datar dan 1 hektare lahan padi di Kota Padang Panjang. 

Selain itu, lahar dingin Marapi juga merusak seluas 84,5 hektare lahan di Kabupaten Agam. Luasan ini terdiri atas 7,5 hektare lahan hortikultura dan 77 hektare lahan padi. 

Pada Senin, 8 April 2024, Kementerian Pertanian (Kementan) mengutus Direktur Perlindungan Hortikultura, Direktorat Jenderal Hortikultura dan Kepala Pusat Standardisasi Instrumen Hortikultura Badan Standardisasi Instrumen Pertanian (BSIP) ke wilayah terdampak. 

Kedatangan tersebut merupakan jawaban atas surat Gubernur Sumatera Barat perihal permohonan bantuan fasilitasi sarana produksi pertanian. Seluruh pihak terkait rapat di Dinas Pangan dan Pertanian Kota Padang Panjang guna menggodok kebijakan penanganan dampaknya agar tak makin meluas.

Berdasarkan hasil kunjungan lapangan, ada tiga kondisi yang ditemukan. Pertama yakni di Kota Padang Panjang, debu erupsi di Kelurahan Sigando, Kecamatan Padang Panjang Timur merusak tanaman cabai. Kemudian di daerah Gantiang, banjir lahar dingin merusak tanaman padi. 

Kedua, erupsi Marapi di Aia Angek, Kabupaten Tanah Datar merusak tanaman cabai dan tomat. Akibatnya, daun menjadi keriting dan buahnya kerdil. Buah masih bertahan dan kelihatan normal, namun akan menghitam jika dipanen. 

Ketiga, material lahar dingin di Nagari Bukik Batabuah, Kabupaten Agam merusak hamparan tanaman kol dan sawah dengan cukup parah.

Saat ini, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat bersama pihak terkait masih mengumpulkan data dan mengidentifikasi kerusakan akibat erupsi dan banjir lahar dingin Marapi. Berdasarkan data tersebut, barulah pemerintah menentukan kebijakan untuk mengatasinya.

Sumber: tempo.co

Related posts

ID Food Mendorong Peningkatan Akses Perempuan di Sektor Pertanian dan Pangan

Pinjaman Ultra Mikro BRI Bikin Petani Ini Raup Omzet Rp 36 Juta

Ratusan Ha sawah di Situbondo siap panen musim tanam dua