Home » Wamentan: Pemerintah fokus atasi persoalan akses air untuk pertanian

Wamentan: Pemerintah fokus atasi persoalan akses air untuk pertanian

by Mochammad Wiratmansyah
23 views 2 minutes read


Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyatakan bahwa pemerintah tengah fokus mengatasi permasalahan akses air untuk pertanian guna meningkatkan produktivitas pangan, mendukung kesejahteraan petani, serta menjaga ketahanan pangan nasional.

“Pemerintah saat ini tengah memprioritaskan program-program untuk menjamin ketersediaan air sepanjang tahun, khususnya di wilayah rawan kekeringan,” kata Wamentan di sela kunjungan kerja di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Jumat.

Wamentan menyampaikan bahwa salah satu program unggulan dalam mengatasi kekeringan saat ini adalah pembangunan embung dan saluran irigasi di desa-desa.

Ia mengaku bahwa pemerintah melalui Kementerian Pertanian berkomitmen dalam meningkatkan kesejahteraan petani dan memastikan lahan pertanian mendapatkan akses air yang mencukupi.

“Dengan adanya embung (bangunan berbentuk kolam yang berfungsi untuk menampung air hujan, air limpasan, atau air rembesan), para petani diharapkan dapat meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan masyarakat,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta.

Wamentan melakukan kunjungan kerja ke Desa Tambahmulyo, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati. Kunjungan itu untuk meninjau kondisi lahan pertanian yang terdampak kekeringan parah akibat cuaca ekstrem El Nino, sekaligus memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi para petani.

Dalam kunjungan tersebut, Wamentan mengunjungi dua lokasi, yakni kawasan persawahan yang sudah memiliki embung dan kawasan tandus yang belum memiliki akses air memadai.

“Lahan pertanian adalah fondasi utama perekonomian Indonesia, terutama di Jawa Tengah sebagai salah satu lumbung pangan nasional. Tantangan seperti perubahan iklim dan keterbatasan akses air menjadi fokus utama pemerintah saat ini,” ujarnya.

Dia berharap, kunjungan itu dapat menjadi langkah konkret untuk mengatasi masalah kekeringan yang sering dihadapi petani dan upaya menjaga ketahanan pangan nasional.

Wamentan menargetkan perluasan areal tanam padi di seluruh Indonesia menjadi 1,2 juta hektare pada Oktober 2024, dengan Pati, Kudus, Demak, Jepara, dan Grobogan sebagai daerah sentra produksi beras.

“Kalau kita bicara swasembada pangan, masyarakat harus aktif menanam. Kita ingin agar semua petani mulai melakukan aktivitas menanam padi di lahan yang dekat dengan perairan,” sambungnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Pati Niken Tri Meiningrum menyampaikan bahwa perluasan areal tanam dapat berdampak positif, khususnya di daerah itu.

Ia menambahkan, pihaknya berupaya untuk meningkatkan capaian produksi padi dengan cara meningkatkan ketersediaan air irigasi melalui pompanisasi dan irigasi perpompaan untuk percepatan olah tanah dan tanam.

“Perluasan area tanam padi perlu mendapatkan intervensi khusus, karena berpengaruh terhadap stabilitas keamanan pangan,” tuturnya.

Slamet Raharjo salah satu petani di Pati mengungkapkan dampak kekeringan yang dialami para petani, termasuk harus membeli air tangki untuk mengairi lahan sawah.

“Satu kotak bisa memerlukan hingga 10 tangki air, sedangkan hasil panen hanya 10 sak,” ujarnya.

Ia berharap embung yang direncanakan dapat membantu mengatasi masalah pengairan di masa depan.

“Dengan adanya embung ini, kami berharap tidak akan mengalami kesulitan seperti tahun-tahun sebelumnya,” kata Slamet.

Sumber

You may also like