Kementerian Pertanian (Kementan) di bawah komando Menteri Pertanian Amran Sulaiman optimis Indonesia bisa mewujudkan lumbung Pangan Dunia.
Salah satu cara untuk mewujudkan lumbung pangan dunia dengan optimalisasi lahan rawa, baik rawa pasang surut maupun rawa lebak, yang selama ini belum dimanfaatkan secara optimal sebagai lahan pertanian pangan yang memiliki potensi yang besar.
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan, krisis pangan merupakan mimpi buruk setiap bangsa di dunia, sebab dapat memicu dan berdampak terhadap terjadinya krisis lainnya seperti krisis sosial dan politik, sosial.
“Indonesia memiliki sumber kekuatan pangan yang besar selain minyak kelapa sawit, yaitu padi. Saya yakin Indonesia dapat menjadi lumbung pangan dunia apabila kita mampu mengoptimalkan sumberdaya lahannya untuk meningkatkan produksi padi. Jangan biarkan gangguan pada pangan mengancam, utamanya padi/beras, ini adalah urusan pokok bagi kehidupan masyarakat,” ujar Mentan di Jakarta, Kamis (30/11/2023).
Mentan Amran membeberkan, Indonesia bisa mencapai lumbung Pangan Dunia di tahun 2045 dengan langkah-langkah strategis yang berfokus pada optimasi lahan suboptimal seperti rawa melalui upaya peningkatan indeks pertanamannya.
Dimulai dari tahun 2024, Indonesia sudah menargetkan akan mengoptimalkan 1 juta hektare (ha) Lahan Rawa untuk bisa menambah produksi beras sekitar 2,5 juta ton sehingga Indonesia mampu mengurangi ketergantungan terhadap impor dan bahkan tidak perlu impor lagi di tahun depan.
Kemudian menjelang tahun 2025, optimasi lahan rawa akan ditingkatkan hingga 2 juta ha untuk menghasilkan produksi beras sekitar 5 juta ton. “Di tahun tersebut, insya Allah kita bisa mulai swasembada beras,” tuturnya.
Di tahun 2026, Indonesia pun bisa berdaulat beras dengan optimasi lahan rawa hingga 3 juta ha untuk menghasilkan beras 7,5 juta ton.
Pada tahun 2027, Indonesia bisa berdaulat sekaligus ekspor beras karena sudah bisa menghasilkan 10 juta ton beras sebagai hasil dari optimasi lahan rawa seluas 4 juta ha.
“Bahkan di tahun 2028, Indonesia bisa berproduksi 12,5 juta ton dari optimasi lahan rawa seluas 5 juta ha,” bebernya.
Mentan Amran menambahkan, Kementerian Pertanian akan melakukan optimasi lahan rawa ini, baik pada lahan rawa yang non daerah irigasi (non-DIR) maupun lahan rawa yang sudah memiliki irigasi.
“Di lahan rawa ini, kita bisa melakukan berbagai kegiatan langsung seperti mengembangkan infrastruktur air dan lahan, menerapkan mekanisasi pertanian mulai dari pra-panen, pasca-panen, sampai pada pengolahan hasil panennya, dengan menyediakan sarana produksi seperti benih, amelioran, pupuk, dan pestisida, memperkenalkan teknologi adaptif, serta meningkatkan kemampuan petani dan kelembagaan petani,” jelasnya.