Paviliun Indonesia akan diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada Konferensi Perubahan Iklim UNFCCC COP29 di Baku, Azerbaijan, untuk menjalankan misi soft diplomacy mendukung negosiasi di ruang perundingan.
“Paviliun Indonesia menjadi Soft Diplomacy untuk menyuarakan aksi, strategi, dan inovasi Indonesia kepada dunia internasional, sebagai wujud nyata berbagai stakeholders memimpin aksi iklim,” kata Penanggung Jawab Paviliun Indonesia Agus Justianto saat Kick Off Meeting Persiapan Delegasi Indonesia Menuju COP29 UNFCCC di Jakarta, 2 Agustus 2024.
Lebih lanjut Agus menjelaskan, Paviliun Indonesia mempromosikan program pengendalian perubahan iklim yang dilakukan oleh pemerintah bersama para pihak secara konstruktif, integratif, dan elaboratif.
“Paviliun juga membuka kesempatan bagi para pihak untuk mengeksplorasi ide, peluang, dan jejaring kerja dalam konteks penguatan upaya pengendalian perubahan iklim di Indonesia,” kata Agus.
Paviliun Indonesia direncanakan akan dilaksanakan pada 11-22 November 2024 pararlel selama penyelenggaraan COP29 UNFCCC.
Kegiatan yang disiapkan diantaranya adalah Sesi Talkshow yang akan menampilkan perkembangan terkini aksi iklim yang dilaksanakan oleh para pihak di Indonesia, Joint Session dengan mitra strategis dan negara sahabat, dan Eminent Person Sessions yang menghadirkan tokoh-tokoh dunia di bidang pengendalian perubahan iklim.
Paviliun Indonesia juga akan menggelar exhibition melalui layar display secara menarik, serta pertunjukan seni budaya untuk lebih mempromosikan kebhinekaan Indonesia di mata dunia. Paviliun Indonesia akan diselenggarakan oleh Event Organizer PT Cendekia Mulia Komunikasi.
Agus mengatakan, pihaknya menyiapkan 37 sesi talkshow selama penyelenggaraan Paviliun Indonesia COP29 UNFCCC. “Paviliun Indonesia juga akan memfasilitasi para pihak untuk membangun jejaring Internasional,” kata Agus.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya saat pembukaan Kick Off Meeting tersebut mengatakan Paviliun Indonesia diharapkan mendukung perjuangan diplomasi di ruang-ruang formal negosiasi pada semua agenda COP29 UNFCCC terutama pada isu-isu krusial seperti New Collective Quantified Goal (NCQG).
NCGQ merupakan target pendanaan iklim baru periode 2025 ke depan untuk negara berkembang yang dimandatkan untuk diputuskan pada COP29.
Tiga poin negosiasi yang krusial adalah soal besaran jumlah, penyumbang dana, serta perlu tidaknya isu Loss and Damage direfleksikan ke dalam NCQG.