Home » Penundaan EUDR Rugikan Perusahaan yang Sudah Bayar Premi

Penundaan EUDR Rugikan Perusahaan yang Sudah Bayar Premi

by Jova Nadya
29 views 3 minutes read

Penundaan pemberlakuan Undang-undang bebas deforestasi Uni Eropa (EUDR) selama setahun, jika disetujui Komisui Eropa,  akan merugikan sejumlah perusahaan yang telah membayar premi untuk mendapatkan produk pertanian yang sesuai dengan aturan tersebut.

Komisi Eropa menyatakan, deforestasi sumber terbesar kedua emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim setelah pembakaran bahan bakar fosil. Uni Eropa (UE) berencana untuk melarang impor komoditi dari pemasok yang tidak dapat membuktikan bahwa barang mereka tidak terkait dengan deforestasi.

EUDR akan diterapkan terhadap tujuh komoditi impor, yakni kakao, kopi, daging sapi, kedele, minyak sawit, kayu, karet, dan produk turunannya seperti cokelat dan kulit.

Pada awalnya, aturan ini akan mulai berlaku pada 30 Desember 2024. Namun, minggu lalu, Komisi Eropa mengusulkan penundaan selama 12 bulan untuk menjawab berbagai protes yang disampaikan industri dan pemerintah penghasil komoditi yang terkena aturan. Alasannya, aturan itu akan menyebabkan gangguan rantai pasokan, menghambat petani kecil miskin dari pasar UE, dan menaikkan biaya bahan makanan pokok karena banyak petani dan pemasok belum siap untuk mematuhi.

Fediol, asosiasi minyak nabati dan bungkil minyak Uni Eropa mengatakan, anggotanya — yang mencakup raksasa perdagangan seperti Cargill dan pengolah makanan seperti AAK — akan mengalami kerugian akibat penundaan setelah membayar premi untuk mengamankan bahan baku yang sesuai dengan EUDR.

“Ini adalah kerugian finansial yang mereka buat karena telah siap pada waktu yang tepat,” kata direktur jenderal Fediol, Nathalie Lecocq kepada Reuters.

Pabrik pengolah kakao dan pembuat cokelat menghadapi skenario yang sama dengan para pedagang. Mereka mengatakan telah membeli biji kakao bebas deforestasi dengan premi hingga 6%, atau senilai 300 poundsterling/ton.

Dengan perkembangan terbaru, maka premi kemungkinan akan turun menjadi nol karena konsumen tidak mau membayar lebih untuk kakao yang mematuhi undang-undang yang telah ditunda pelaknsanaannya itu.

Hal itu akan membuat para pengolah dan pembuat cokelat tidak dapat meneruskan biaya dan terpaksa menanggungnya.

“Ada implikasi nyata di dunia ini. Siapa pun yang setuju untuk membeli dan membayar premi itu tidak mendapatkan apa-apa,” kata seorang pedagang kakao yang berbasis di Eropa.

Penelitian yang diterbitkan bulan lalu oleh Fefac, badan industri pakan ternak UE, memperkirakan bahwa harga kedele yang sesuai dengan EUDR lebih mahal 5%-10% dari harga kedele biasa.

Fefac, kelompok lobi petani UE Copa-Cogeca, dan berbagai industri lain yang terkena dampak EUDR menyambut baik proposal penundaan tersebut, setelah sebelumnya memperingatkan bahwa penerapan aturan tepat waktu akan mengakibatkan banyak bisnis kecil menderita.

EUDR akan mewajibkan importir komiditi untuk membuktikan bahwa barang mereka tidak ditanam di lahan hasil deforestasi di mana pun di seluruh dunia, atau menghadapi denda hingga 20% dari omzet mereka.

Undang-undang tersebut mewajibkan perusahaan untuk memetakan dan melacak rantai pasokan mereka hingga ke petak tempat bahan baku mereka ditanam/dibudidayakan.

Para kritikus mengatakan, tindakan tersebut terlalu rumit karena rantai pasokan melibatkan jutaan pertanian dan banyak pedagang antara yang datanya seringkali sulit diperoleh atau diverifikasi.

Proposal penundaan Komisi masih perlu disetujui oleh Parlemen Eropa dan negara anggota.

Mayoritas anggota meminta Brussels pada Maret untuk mengurangi dan mungkin menangguhkan undang-undang tersebut sementara anggota parlemen yang menentang penundaan tidak memiliki suara mayoritas.

Komisi mengatakan pemungutan suara kemungkinan akan terjadi pada bulan November atau paling lambat Desember.

Sumber 

You may also like